PENANTIAN
Masa penantian adalah masa yang paling berat. Begitu beratnya, masa penantian ini sering kali mendatangkan kejenuhan dan keputusasaan. Jenuh karena yang dinanti tidak kunjung datang dan putus asa ketika semangat untuk menanti berubah menjadi kekesalan dan amarah. Itulah sebabnya tidak sedikit orang menjadi tidak sabar ketika menantikan sesuatu. Menanti atau menunggu menjadi sesuatu yang menjemukan, menjengkelkan dan membosankan ketika tidak dibarengi dengan aktivitas lain atau tidak melakukan sesuatu (pasif). Tapi lain halnya jika dalam masa menunggu dan menanti, diisi ...
BELAJAR DARI POHON ARA
Hari ini kita memasuki masa Advent, yang berarti penantian akan kedatangan Tuhan kembali, bukan sebagai Sang Juruselamat, seperti yang pertama Ia datang, tetapi sebagai Sang Hakim, yang akan menghakimi semua orang, secara pribadi.
Markus 13 : 28, Tuhan Yesus berkata, "Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara. Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas, kamu tahu, bahwa musim panas sudah dekat." Apa artinya ?
Tidak seperti pohon lainnya yang bertunas di musim semi, pohon Ara justru baru memiliki tunas di awal musim panas. Kemunculan tunas ...
BUKAN IMAN PASIF, TETAPI IMAN YANG AKTIF
Matius 25 : 31 - 46 merupakan bagian akhir dari rangkaian ajaran Tuhan Yesus tentang kedatangan-Nya dan penghakiman akhir kelak. Ada beberapa hal Ia ungkapkan. Pertama, hari penghakiman kelak akan terjadi terhadap semua bangsa, tanpa kecuali; Kedua, penghakiman berlaku untuk setiap pribadi; Ketiga, bila kedatangan pertama Yesus hadir dalam kerendahan-Nya, pada hari penghakiman kelak, Ia akan datang sebagai Raja dengan segenap kemuliaan-Nya. Di saat itulah, keputusan akhir nasib kekal tiap orang akan diputuskan.
Atas dasar apakah keputusan kekal itu Tuhan jatuhkan? ...
HAMBA YANG DIPERCAYA
Setiap orang pasti akan senang bila mempunyai karyawan yang baik dan jujur. Mereka tidak hanya mendapat pujian dari tuannya, tetapi juga kepercayaan yang lebih. Dalam perumpamaan tentang talenta, sang tuan memberikan kepercayaan kepada 3 hambanya. Dua bisa dipercaya dan diandalkan, sedangkan hamba ketiga justru berprasangka buruk dan tidak bisa diandalkan.
Sang tuan memuji hamba yang baik dan setia. Karena setia dengan perkara kecil, kedua hamba itu dianggap sanggup pula diserahi tanggungjawab yang lebih besar. Sebab mereka bisa dipercaya dan diandalkan. Dan mereka pun ...
ENGKE KUMAHA DAN BUKAN KUMAHA ENGKE
Matius 25 : 1 - 13 bercerita tentang Kerajaan Sorga seumpama 10 orang gadis yang menanti kedatangan mempelai pria di rumah mempelai wanita untuk berpesta. Mereka tidak pernah tahu kapan mempelai pria itu akan datang, bisa cepat, bisa juga lambat. Situasi itu mau tak mau menuntut kesetiaan dan kesiapan 10 gadis itu. Satu hal penting, mereka harus membawa pelita yang tetap menyala, agar ketika mempelai pria datang, mereka bisa mengantar dan mengiringnya sampai ke tempat pesta.
Yang membedakan mereka disebut bijaksana dan bodoh adalah soal kesiapan. Toh mereka sama-sama ...
HIDUP SEJATI & PALSU
Matius 23 : 1 - 12
Adalah hal yang sangat wajar bila orang mendambakan memiliki jabatan dan karir yang baik. Begitu juga para ahli Taurat dan orang-orang Farisi, "menduduki kursi musa" adalah sebuah prestasi dan prestise. Dengan kedudukan itu, mereka memegang kekuasaan dalam hal pengajaran Taurat. Dalam arti tertentu, mereka juga berpengaruh dalam dunia politik dan kehidupan masyarakat luas. Soal berbicara dan mengajar, ahli Taurat dan orang Farisi adalah ahlinya.
Yesus tidak pernah mempersoalkan keinginan demikian. Namun yang Ia persoalkan adalah, apakah kita tetap ...
HUKUM KASIH
Matius 22 : 34 – 40
Ketika orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus apa hukum yang terbesar, Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” Yesus mengutip bagian dari Shema atau Kredo dasar Yahudi yang setiap orang Yahudi daraskan setiap hari saat beribadah.
Dan tidak berhenti sampai di situ, Tuhan melengkapi hukum pertama dan terutama (supreme lex) itu dengan hukum kedua, “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Ini juga berasal dari Perjanjian Lama (lihat Im 19:18). ...
KETAATAN KEPADA ALLAH DAN TANGGUNGJAWAB KEPADA PEMERINTAH
Matius 22:15-22
Orang yang bertanya tidak selalu karena ingin mencari jawaban yang benar. Bisa jadi, pertanyaan itu hanya untuk menjebak, bukan mencari kebenaran.
Itulah yang dilakukan orang-orang Farisi dan Herodian. Menariknya, biasanya kedua kelompok itu berseteru. Orang Farisi biasanya membenci orang Herodian karena mereka dianggap pro-pemerintah, sedangkan biasanya orang Farisi pro-rakyat. Tetapi menghadapi Yesus, mereka bisa bersekongkol untuk menjebak-Nya, dengan pertanyaan, "Apakah seorang Yahudi boleh membayar pajak kepada Kaisar ?"
Pertanyaan itu menghadapkan ...
UNDANGAN KESELAMATAN
Tuhan Yesus sering menggunakan perumpamaan untuk menyampaikan suatu kebenaran tentang Kerajaan Surga. Begitu juga perumpamaan tentang Perjamuan Kawin, beberapa kebenaran penting tentang keselamatan Ia sampaikan :
Pertama, Kerajaan Surga seumpama pesta pernikahan yang menyediakan segala yang terbaik. Mereka yang diundang ke perjamuan nikah itu adalah mereka yang berbahagia. Ironisnya, banyak yang menolak undangan itu dengan berbagai alasan yang sepele. Hal ini menggambarkan, bahwa orang lebih mementingkan urusannya sendiri ketimbang hidup berbahagia dengan Allah.
Ke...
BERANI BERTANGGUNG JAWAB
Matius 21 : 33 - 46
Jika Anda dipercaya, berarti Anda harus mempertanggungjawabkan kepercayaan itu, dan bukan menyalahgunakannya untuk kepentinganmu sendiri. Itulah arti peribahasa "sokong membawa rebah", yang tidak dilakukan oleh penyewa kebun anggur, dalam perumpamaan Tuhan Yesus.
Matius 21:33-46 bercerita tentang Tunan tanah yang membuka kebun anggur lengkap dengan segala fasilitasnya. Kemudian ia menyewakannya kepada para penyewa untuk merawat dan mengelola kebun itu agar menghasilkan buah anggur (ayat 33). Menjelang musim panen, tuan tanah meminta bagiannya (ayat ...