SERVITUDE WITHOUT SLAVERY

Dalam kehidupan GKI, pendeta dan penatua dikenal sebagai pejabat gerejawi. Para pejabat gerejawi dalam Tata Gereja GKI disebutkan memiliki fungsi kepemimpinan. Dalam hukum gereja, jabatan gerejawi dipahami sebagai: “sebuah posisi dan fungsi pelayanan (ministerial) khusus dalam gereja sebagai pemimpin gereja berdasarkan panggilan dari Allah melalui Kristus oleh kuasa Roh Kudus, panggilan yang dinyatakan oleh Allah melalui gereja-Nya, dan yang diterima dan disahkan melalui penahbisan dan/atau peneguhan di dalam dan oleh gereja, untuk pembangunan gereja (dalam lingkup luas) dan/atau pembangunan jemaat (dalam lingkup lokal/setempat).”1

Jabatan gerejawi berasal dari dan ditetapkan oleh Allah di dalam Kristus oleh kuasa Roh Kudus. Seperti yang disebutkan di atas, jabatan gerejawi pada hakikatnya adalah bentuk panggilan Allah. Saat Allah memanggil kita, ia tidak sedang menjadikan kita sekedar “instrumen”. Allah memanggil kita sebagai orang-orang yang dikasihi. Panggilan Allah bagi kita adalah sebuah panggilan yang unik, yang merangkul seluruh keberadaan kita. Allah memanggil kita dalam karakter, kebiasaan, kelemahan, serta talenta kita masing-masing. Panggilan Allah kepada kita lebih merupakan sebuah “undangan” ketimbang sebuah “tuntutan”. Ia mengundang kita masing-masing untuk masuk dalam relasi kasih dengan-Nya. Segala bentuk pelayanan yang kita lakukan dengan demikian bukan merupakan sekadar tugas dan tanggung jawab, melainkan tanda cinta kasih bagi Allah.

Unsur kasih amatlah penting untuk dihayati, sebab tanpa kasih, pelayanan yang kita lakukan hanya akan menjadi sebuah perbudakan. Padahal, kepemimpinan Kristen adalah pelayanan tanpa perbudakan (servitude without slavery). Dalam penghayatan servitude without slavery, para penatua perlu menyadari bahwa tugas kepemimpinan adalah memberdayakan bukan menguasai komunitas yang dipimpinnya. Pemberdayaan itu dilakukan di tengah umat dan bersama umat. Sebagaimana Kristus Yesus telah menghadirkan diri-Nya di tengah manusia dan menghadirkan keselamatan yang holistik, demikianlah Ia memanggil kita, para sahabat-Nya, untuk terlibat dalam misi Kerajaan Allah melalui gereja-Nya.

Hari ini, kita bersyukur atas peneguhan penatua yang boleh dilaksanakan kembali di jemaat kita, GKI Maulana Yusuf. Sebagaimana firman Tuhan dalam 1 Tesalonika 5:24 yang berkata, “Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya”, kita pun percaya bahwa Allah akan memampukan para penatua yang baru saja diteguhkan untuk dapat menjalani masa pelayanan mereka dengan baik bersama dengan umat sekalian. Bagi para penatua yang telah menyelesaikan masa pelayanannya, terima kasih untuk dedikasi yang telah ditunjukkan selama ini. Berakhirnya masa jabatan gerejawi sebagai penatua, tentu tidak berarti berakhirnya kesetiaan pelayanan kita kepada Tuhan. Semoga setiap kita dapat terus mendengarkan panggilan pelayanan yang Tuhan berikan kepada kita, baik di tengah-tengah kehidupan gereja, maupun dalam berbagai lingkup kehidupan kita yang lain. Tuhan menolong dan memampukan kita semua.

 

Oleh : Pdt. Bernadeth Florenza

 

1 Berdasarkan artikel berjudul “Beberapa Prinsip Hukum Gereja Mengenai Jabatan Gerejawi” oleh Pdt. (Em.) Dr. Lazarus H. Purwanto.


No Replies to "SERVITUDE WITHOUT SLAVERY"


    Got something to say?

    Some html is OK