BUTUH PENGAKUAN IMAN LAGI!

Aspek terpenting dalam hidup ini bukan berapa panjang usia yang gereja sudah jalani. Aspek terpenting adalah berapa banyak berkat yang sudah kita tabur bagi sesama dan bagi kemuliaan Tuhan. Oleh karena itu, saat GKI merayakan HUT-nya yang ke-32, kita harus bertanya: sejauh mana relevansi kehadiran GKI bagi bangsa dan bagi planet bumi ini?

Pertanyaan tentang relevansi kehadiran gereja itu penting. Mengapa? Karena bangsa kita dan dunia ini sedang mengalami multi krisis. Banyak orang menderita dan sengsara. Banyak yang khawatir, cemas dan putus asa. Ironisnya pada saat yang sama, kita baru saja mendengar ada gereja yang terpecah-belah karena para pendetanya berebutan harta gereja yang nilainya sampai triliunan rupah. Makin susah membedakan gereja dan perusahan. Memang, banyak gereja kaya raya. Gedungnya megah bak istana. Rumah pendetanya pun gemerlap mewahnya. Mobil-mobilnya berderet-deret. Semuanya merk terkenal dengan harga milyaran rupiah. Inilah yang terjadi saat keuangan gereja dikelola tanpa prinsip akuntabilitas dan tanpa transparansi. Jadilah pertunjukkan immoralitas!

Pada saat yang sama kita tahu banyak gereja yang terpecah belah. Bahkan, salah satu jemaat saling tawuran sampai ke jalan raya. Konflik dan tawuran ini sudah biasa! sering terjadi di berbagai gereja. Perbedaan pendapat bukan diselesaikan dengan perdebatan rasional, tetapi dengan adu otot. Bukan membangun peradaban, tetapi mengukuhkan kultur kebiadaban! Jelas, gereja-gereja kita sedang mengalami krisis moral akut. Lalu apa relevansi kehadirannya bagi bangsa ini? Mungkin ada. Tetapi sangat minim! Minim sekali! Tidak terasa!

Dari sejarah kita belajar satu hal penting. Gereja tidak pernah bisa dihancurkan oleh tekanan dan persekusi penguasa mana pun. Kekuasaan Romawi pun tak mampu menghentikannya. Tidak pernah gereja hancur oleh ancaman kelompok-kelompok intoleran dari mana pun. Intinya, belum pernah ada ancaman dan tekanan luar yang mampu memporak-porandakan gereja. Gereja tetap kuat! Makin dibabat, makin merambat! Tetapi, sejarah juga mencatat bahwa gereja hancur justru oleh kebusukan spiritualitas dalam dirinya sendiri. Gereja hancur dari dalam. Ibarat buah mangga atau buah durian. Dari luar kelihatan bagus, tetapi dalamnya membusuk.

Nah, saat ulang tahunnya GKI ke-32 ini, pertanyaan Yesus kepada Petrus menjadi sangat penting untuk direnungkan. Yesus bertanya kepada Petrus, menurutmu siapakah Aku ini? Petrus menjawab: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (Matius 16:16). Ini adalah sebuah pengakuan iman. Gereja-gereja manapun , termasuk GKI, harus terus-menerus dan dengan ketulusan hati membarui pengakuan imannya bahwa Yesus adalah Mesias! Pengakuan iman ini adalah pondasi iman gereja sebagai komunitas, tetapi terutama pondasi iman personal kita masing-masing. Hanya di atas pondasi pengakuan iman inilah gereja bisa eksis berdiri dan melaksanakan panggilan pelayanan dan misiNya.

Saat ini kita menyaksikan banyak gereja dipenuhi konflik, intrik, berebut kekuasaan, saling sikut-menyikut, penyebaran hoax, berebut harta benda dan kekayaan, serta saling menghancurkan. Bobrok habis! Pertanyaannya: apa akar kebobrokan yang menghancurkan gereja itu? Akarnya adalah rapuhnya pondasi iman dan kesetiaan kepada Sang Mesias! Kesetiaan dan cinta kepada Tuhan bergeser menjadi upaya memuaskan hasrat dan nafsu diri pribadi. Gereja pun sedang menghancurkan dirinya sendiri!

Pengakuan Petrus mengingatkan gereja kita untuk makin memperkokoh pondasi imannya pada Sang Mesias. Hanya pondasi yang kokoh dan tekad serta kesetiaan pada Yesus Kristus, gereja akan tetap exist secara spiritual dan moral. Mungkin sudah saatnya gereja-gereja memulai langkah mendasar, yaitu membarui komitmen dan kesetiaannya pada Sang Mesias. Hanya dengan langkah penting inilah, gereja akan menumbuhkan dan menyegarkan kembali relasinya dengan Tuhan dan memperbaiki pelayanan yang penuh cinta bagi sesama dan dunia.

 

Oleh : Pdt. Albertus Patty


No Replies to "BUTUH PENGAKUAN IMAN LAGI!"


    Got something to say?

    Some html is OK