Garam yang Larut & Terang yang Terlihat
Menjadi pribadi yang berdampak positif dan memberi manfaat bagi orang lain adalah panggilan sentral di dalam Kekristenan. Dalam Injil Matius 5:13, Tuhan Yesus berkata, “Kamu adalah garam dunia.” Sebelum kita memintanya, Tuhan sudah memberikan identitas itu kepada kita. Pada dasarnya kita adalah orang-orang yang dikaruniai potensi oleh Allah untuk memberi rasa, pengaruh, dan dampak yang baik bagi kehidupan ini.
Menjadi berdampak, tidak sama dengan menjadi besar. Garam adalah benda yang sederhana. Ketika ia dicampurkan di bahan makanan, garam akan larut dan tidak lagi terlihat. Banyak orang berpikir bahwa dirinya tidak dapat berdampak karena ia tidak mampu melakukan hal-hal besar; “Saya tidak punya kemampuan ini dan itu!” “Saya tidak punya sumber daya ini dan itu!”
Sebuah ungkapan mengatakan, “no act of kindness is ever wasted” yang berarti “tidak ada kebaikan yang sia-sia.” Sejatinya, ada begitu banyak cara untuk menghadirkan pengaruh dan dampak yang baik bagi orang lain dan lingkungan sekitar kita. Yang perlu kita lakukan adalah segera memulainya dan mengerjakan hal-hal tersebut dengan ketulusan, semangat, serta konsistensi.
Dalam bagian selanjutnya yaitu Matius 5:14, Tuhan Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia.” Berbeda dari garam yang larut dan tidak lagi terlihat ketika ia sudah tercampur, terang adalah sesuatu yang jelas terlihat. Bahkan, sebuah kota yang terletak di atas gunung pun akan terlihat karena adanya terang.
Kalau garam adalah identitas kita untuk memberi cita rasa tanpa usaha menonjolkan diri, maka terang adalah identitas kita untuk tidak takut dan tidak menyembunyikan hal-hal yang menjadi kebenaran.
Seringkali kita merasa terlalu takut untuk menjadi berbeda dan pada akhirnya menutupi terang yang seharusnya bersinar dari dalam diri kita. Terang yang Tuhan sampaikan kepada kita harus dapat kita tunjukkan di tengah kegelapan dunia. Terang menjadi simbol perlawanan kita terhadap situasi penuh ketidakadilan, kemunafikan, dan kesewenang-wenangan.
Pada Hari Pahlawan saat ini, marilah kita mengenang perjuangan orang-orang yang telah berusaha menyatakan kebenaran dan keadilan di tengah-tengah bumi Indonesia. Di saat yang sama, berdasarkan firman Tuhan sendiri, marilah kita terus menyatakan perjuangan kita untuk menghadirkan damai, keadilan, serta keberanan di tengah bangsa ini.
Berbagai persoalan yang terjadi seperti: korupsi, pelanggaran HAM, intoleransi beragama, dan kerusakan lingkungan, adalah sederet keprihatinan yang mengundang kepedulian dan aksi kita sebagai pengikut Kristus. Kita adalah garam dunia. Kita adalah terang dunia. Mari nyatakan panggilan kita di mana pun berada.
Salam,
Pdt. Bernadeth Florenza
- s
- Next s
Got something to say?