TUHANLAH GEMBALAKU!

Mary Galdikas adalah seorang perempuan kelahiran Jerman yang besar di Kanada dan Kalifornia. Pada umurnya yang ke-21 tahun, ia memutuskan untuk mempelajari kehidupan orangutan di pedalaman Kalimantan. Galdikas muda meninggalkan negaranya untuk memulai petualangan di Kalimantan, yang kala itu belum memiliki jalan beraspal, listrik, telepon, televisi dan hotel-hotel berbintang seperti sekarang. Dia menghabiskan tahun-tahun selanjutnya untuk mengikuti orangutan, berusaha memahami sifat alami dan ekologi orangutan di kawasan hutan tropis. Dia mengumpulkan data-data rinci tentang hidup orangutan, mencatat 400 jenis makanan orangutan serta melihat orangutan tumbuh, kawin, melahirkan, dan bertarung. Perjuangan Galdikas bukan tanpa resiko. Demi orangutan, ia menjelajahi hutan tropis yang menjadi habitat hewan-hewan buas seperti harimau dan buaya. Berulang kali dia juga menderita karena serangan malaria. Mary Galdikas dapat dikatakan memberikan seluruh hidupnya bagi kehidupan orangutan. Bagi dia, orangutan bukanlah komoditi. Dia mencintai primata ini, dan itu mendorongnya untuk melakukan segala sesuatu yang terbaik supaya setiap orangutan yang ada bisa menjalani hidup mereka dengan maksimal.

Kisah Mary Galdikas dapat menjadi pengantar bagi kita untuk menghayati betapa lebih besarnya cinta yang telah Kristus berikan bagi domba-domba-Nya. Dalam Injil Yohanes 10:11, Tuhan Yesus berkata, “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” Seluruh hidup Yesus, seluruh perhatian-Nya, seluruh cinta-Nya, tercurah bagi domba-domba-Nya. Bagi Kristus, kita amatlah berharga. Oleh karenanya, Ia rela merendahkan diri, meninggalkan kemuliaan sorgawi, dan mendatangi kita dalam dunia yang fana. Ia mengalami berbagai bentuk kesulitan, hinaan, dan derita. Sekalipun demikian, Ia tidak pernah kehilangan kepedulian-Nya atas manusia. Ia berkurban untuk menyembuhkan dan memulihkan. Ia menunjukkan jalan agar manusia dapat mencapai kepenuhan hidup di dalam Allah.

Di tengah berbagai pergumulan hidup, marilah kita mengingat bahwa Tuhan adalah gembala kita. Sebagai Gembala yang baik, Yesus mengenal seluruh kelebihan dan kekurangan diri kita, bahkan luka-luka yang tersembunyi dalam diri kita sekalipun. Namun, Ia tidak akan menjauh dan membiarkan kita berjalan sendirian. Panggilan kita adalah untuk senantiasa mendengarkan Dia. Percayalah bahwa dalam kasih-Nya, kita dapat memperoleh kekuatan serta tuntunan untuk melangkah menghadapi kehidupan, hari ini dan seterusnya. Dalam kasih-Nya pula, kita pun diajak untuk hidup bersekutu bersama dengan domba-domba-Nya yang lain. Sebagai kawanan domba Allah, peran kita adalah untuk saling menjaga dan saling memperhatikan dalam cinta kasih Sang Gembala. Demikianlah, dalam iman, kita dapat berseru, “Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku.” (Mazmur 23:1).

 

Oleh : Pdt. Bernadeth Florenza da Lopez


No Replies to "TUHANLAH GEMBALAKU!"


    Got something to say?

    Some html is OK