PRIBADI YANG MEMILIKI INTEGRITAS

Seseorang pernah berkisah: “Suatu ketika saya membeli koran dari seorang anak penjual koran yang biasa berseliweran di tepi jalan dekat lampu merah. Saat kendaraan mulai bergerak, si anak ternyata tidak punya uang kembalian. Jadi, sambil berlari ia berteriak, “Besok ya, Pak…!”. Keesokan harinya, seperti biasa saya berangkat ke kantor dan sudah tidak mengingat lagi soal uang kembalian yang kemarin. Ternyata, bocah itu sudah menunggu. Dengan tergesa-gesa, ia menghampiri mobil saya dan berkata, “Ini uang kembalian Bapak yang kemarin”. Hati saya terharu sekaligus bangga. Anak ini memiliki integritas dan kita patut belajar darinya.”

Integritas menandakan suatu keutuhan pribadi. Dalam integritas, ada kejujuran, ada konsistensi antara tindakan dan ucapan. Pribadi yang memiliki integritas tidak menyalahgunakan kesempatan. Dalam integritas, tipu daya atau kemunafikan tidak mendapat celah. Integritas menunjukkan keselarasan, sementara kemunafikan melibatkan ketidakjujuran dan pertunjukan.

Dalam bacaan Injil hari ini (Matius 23:1-12), Tuhan Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Kecaman Tuhan Yesus ditujukan pada ketimpangan yang terjadi antara ajaran dan perbuatan yang orang-orang tersebut lakukan. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi senang menampilkan dan memelihara hukum, tetapi tidak bersedia menolong orang lain melaksanakan hukum itu. Kesalehan dilakukan demi popularitas diri. Atribut-atribut keagamaan dipakai demi kesempatan mengumpulkan pujian dan penghormatan. Sikap-sikap tersebut menunjukkan kemunafikan yang tak berkenan di mata Allah. Dengan tegas, Tuhan Yesus berkata, “siapa saja yang terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Siapa saja yang meninggikan diri, ia akan direndahkan dan siapa saja yang merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

Apapun posisi dan jabatan kita saat ini, kita dipanggil untuk menjadi pribadi-pribadi yang memiliki integritas. Menjadi pribadi yang memiliki integritas dimulai dari kesediaan untuk merendahkan diri di hadapan Allah. Apapun yang kita lakukan dan pikirkan, semuanya terbuka di hadapan-Nya. Ia menilai bukan hanya yang tampak, tetapi juga yang tidak terlihat dan tersembunyi dalam hati kita. Untuk itu, dalam kesadaran kita akan kehadiran-Nya, marilah kita senantiasa berupaya menyelaraskan isi hati, pikiran, ucapan, serta tindakan. Integritas adalah kualitas diri yang menunjukkan rasa hormat serta kasih kita kepada Allah. Saat kita mampu menunjukkan integritas, hidup kita dapat membangun lingkungan dan menjadi berkat bagi sesama.

“Jika kita kehilangan uang, kita hanya kehilangan sedikit. Jika kita kehilangan integritas, kita kehilangan segalanya.” – Arnold H. Glasow

 

Oleh : Pdt. Bernadeth Florenza da Lopez


No Replies to "PRIBADI YANG MEMILIKI INTEGRITAS"


    Got something to say?

    Some html is OK