MEMBERI YANG TERBAIK DALAM WAKTU YANG TERBATAS

Pada tanggal 8 September 1860, kapal uap Lady Elgin bertabrakan dengan kapal layar Augusta di danau Michigan. Lady Elgin kala itu membawa sekitar 300 penumpang yang sedang dalam perjalanan pulang dari Milwaukee ke Chicago. Tragedi itu menewaskan sebagian besar penumpang. Hanya segelintir orang yang selamat. Dari korban selamat, terdapat 17 orang yang berhasil diselamatkan oleh perjuangan heroik seorang mahasiswa Northwestern University bernama Edward W. Spencer. Spencer adalah seorang perenang berpengalaman. Ia mengikatkan tali pada tubuhnya dan selama enam jam berenang melalui gelombang untuk menarik penumpang yang masih dapat diselamatkan. Saat mencapai batas kekuatannya, Spencer akhirnya pingsan. Ketika tak sadarkan diri, berkali-kali ia mengigau: “Sudahkah aku melakukan yang terbaik?” Spencer merasa bahwa ia harus menolong lebih banyak lagi korban.

Kisah perjuangan Edward Spencer ini kemudian dipublikasikan di berbagai media saat itu. Pada 1924, Ensign Edwin Young membaca dan mendengar kisah perjuangan Spencer. Young begitu tersentuh dengan kisah itu dan merasa bahwa ada pembelajaran rohani yang luar biasa dari kisah heroik Spencer. Akhirnya, Young pun menciptakan sebuah syair dan diberi judul Have I Done My Best for Jesus? Syair ini kemudian diterjemahkan ke dalam teks Bahasa Indonesia dan menjadi lagu yang kita nyanyikan dalam buku Nyanyikanlah Nyanyian Baru (NKB) no. 199 berjudul: “Sudahkah Yang Terbaik Kuberikan?”

Dalam waktu kehidupan yang begitu terbatas, sudahkah kita pun memberi yang terbaik kepada Tuhan? Ia bagaikan seorang Tuan yang telah mempercayakan talenta kepada para hambanya (Matius 25:14-30). Talenta-talenta itu dipercayakan oleh Sang Tuan bukan untuk dipendam, melainkan untuk dikelola dan dikembangkan. Pada akhirnya, Sang Tuan akan kembali dan meminta pertanggungjawaban kepada setiap hambanya. Para hamba yang tidak terlena melainkan bijak dalam mengelola waktu dan talenta yang ada, adalah mereka yang akhirnya layak untuk turut serta dalam sukacita tuannya.

Sudahkah kita bijak dalam menggunakan waktu yang ada pada kita saat ini? Apakah segenap talenta yang Ia percayakan kepada kita, telah kita gunakan dengan sungguh-sungguh untuk menyatakan karya kasih Allah? Waktu yang kita miliki amatlah terbatas. Kita tidak boleh terlena dan melupakan tugas kita. Ia tidak menuntut kita melakukan segalanya. Ia meminta kita untuk melakukan yang terbaik dari apa yang kita miliki. Pada akhirnya, setiap orang akan mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan Allah. Maka, semoga kita menjadi orang-orang yang sadar akan waktu dan terus berupaya mengisi hidup kita dengan hal-hal yang berdampak baik dan memuliakan nama-Nya!

 

Oleh : Pdt. Bernadeth Florenza da Lopez


No Replies to "MEMBERI YANG TERBAIK DALAM WAKTU YANG TERBATAS"


    Got something to say?

    Some html is OK