KELUARGA YANG MEMBERI DIRI KEPADA ALLAH

Dalam setiap Ibadah Minggu, kita selalu diberikan kesempatan untuk memberikan persembahan. Walaupun persembahan yang kita berikan adalah berupa uang atau materi, sesungguhnya lewat momen tersebut, kita pun diingatkan untuk senantiasa mempersembahkan diri kita kepada-Nya. Saat Allah telah memberikan segala yang terbaik kepada kita, kita pun patut mengucap syukur lewat seluruh kehidupan kita.

Hal itu hendak kita hayati lewat firman Tuhan di Minggu ini. Suatu hari, beberapa orang Farisi menyuruh murid-murid mereka bersama para pendukung Herodes untuk bertanya kepada Yesus: “Katakanlah kepada kami pendapatmu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” (Matius 22:17). Mereka berharap bahwa apapun jawaban yang diberikan oleh Yesus akan membuat-Nya berada dalam kesulitan. Jika Yesus mengatakan bahwa membayar pajak kepada Kaisar adalah suatu keharusan, maka Ia akan tampak seperti pendukung penguasa asing. Namun, jika Ia mengatakan bahwa tidaklah perlu membayar pajak, Ia dapat diadukan kepada pemerintah Romawi sebagai pemberontak.

Tuhan Yesus mengetahui kejahatan orang-orang tersebut, dan dengan penuh hikmat, Ia menjawab mereka. Ia meminta mereka untuk menunjukkan mata uang pajak dan mereka membawa kepada-Nya satu dinar. Ketika mereka menunjukkan uang yang memiliki gambar dan nama kaisar, Tuhan Yesus pun menyampaikan jawaban bijaksana: “Berikanlah milik kaisar kepada kaisar dan milik Allah kepada Allah.” Mereka tidak hanya gagal untuk menjebak Yesus. Ia justru mengambil momen tersebut untuk memberikan pengajaran penting bagi orang-orang yang mendengar-Nya.

Sesungguhnya, kehidupan setiap manusia adalah milik Allah. Untuk itu, setiap orang dipanggil untuk dapat memberikan dirinya bagi Allah, termasuk lewat hidup berkeluarga. Dalam segala potensi dan kelemahannya, keluarga dipanggil untuk tidak hidup bagi kepentingannya sendiri. Keluarga yang adalah milik Allah, sejatinya hadir untuk memuliakan Allah. Artinya, lewat keluarga dan bersama keluarga, kita terus berproses untuk menjadi instrumen kasih, kebaikan dan keadilan Allah di tengah-tengah dunia. Anak-anak perlu ditolong untuk melihat bahwa kemampuan dan cita-cita masa depannya, bukanlah untuk kesuksesan dirinya semata, tetapi untuk pelayanannya kepada Allah. Suami dan istri perlu belajar untuk menghayati bahwa tindakan yang dilakukan satu sama lain adalah juga wujud persembahan diri kepada Allah. Terkadang, relasi tidak selalu berjalan harmonis. Namun, melakukan segala sesuatu untuk Allah, menolong kita untuk tetap bisa mewujudkan kasih dan kebaikan dalam segala keadaan. Marilah kita terus belajar untuk memberikan yang terbaik kepada Allah, sebab Ia telah terlebih dahulu memberikan yang terbaik kepada kita dan keluarga. Tuhan memberkati.

 

Oleh : Pdt. Bernadeth Florenza da Lopez


No Replies to "KELUARGA YANG MEMBERI DIRI KEPADA ALLAH"


    Got something to say?

    Some html is OK