Empat Tipe Spiritualitas Kristen

Menurut Yesus, dalam Injil Matius 13 bahwa paling sedikit ada empat tipe spiritualitas Kristen. Keempat tipe itu adalah: apathy, rootless, opportunis dan fruitful. Kita akan telisik satu demi satu.

Tipe pertama adalah level apathy atau apatis. Tipe orang apatis adalah orang yang kurang memberikan respons terhadap apa pun. Mereka masa bodoh! Meski pun Firman Tuhan telah diberitakan, orang apatis tidak peduli. Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Firman yang ditaburkan ibarat benih yang mati karena jatuh di pinggir jalan kering dan mungkin beraspal. Benih sebagus apa pun pasti akan mati bila ditabur di tempat yang tidak subur. Orang seperti ini tidak punya kerinduan untuk mendengarkan Firman. Setiap kali khotbah pasti mengantuk. Meski beribadah di gereja, hatinya tidak di situ. Semua dilakukan sekedar rutinitas. Pengetahuannya tentang ajaran Kristen sangat minim, tetapi dia tidak tergerak untuk mendalaminya. Imannya pun tidak bertumbuh. Celakanya, lingkungan dimana dia berada pun tidak mendukung pertumbuhan imannya. Jadilah, orang seperti ini sangat rapuh dalam segala hal terutama dalam pengetahuan dan iman. Orang rapuh seperti ini tanpa terkena cobaan pun akan jatuh sendiri.

Tipe kedua adalah rootless yaitu orang yang hidupnya tidak menentu. Firman yang ditaburkan kepada mereka seperti jatuh di atas tanah yang berbatu. Sulit sekali untuk bertumbuh dan berkembang. Mereka tidak memiliki kejelasan dalam hidup. Orang seperti ini bertipe ‘plin-plan’. Tidak ada nilai sakral yang menuntunnya. Kadang bilang ‘A’, lain waktu bilang ‘B’. Tentang pengetahuannya terhadap ajaran Kristen? Mungkin dia agak lebih baik dibandingkan tipe apathy, tetapi tetap saja masih minim. Jadi, dia pun mudah goyah. Mudah terpengaruh dan terombang-ambing oleh ajaran-ajaran lain. Celakanya, dia sering berada dalam lingkungan yang keras berbatuan yang tidak menolongnya dalam pertumbuhan. Efeknya, imannya gampang redup oleh ancaman dan penindasan. Orang tipe ini tidak memiliki integritas dalam hidupnya. Sikapnya berayun-ayun tergantung kondisi dan situasi yang dihadapinya.

Tipe ketiga adalah opportunis. Orang tipe opportunis ini selalu mencari kesempatan dalam kesempitan. Dia selalu berpikir untuk mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Dia pun manusia tanpa integritas. Dia manusia yang terpecah: apa yang dikatakan bedadengan apa yang dilakukan. Bila pengetahuan orang bertipe rootless tentang ajaran Kristen kurang mendalam maka orang tipe opportunis ini sebaliknya. Kaum opportunis punya pengetahuan mendalam soal ajaran Kristen. Dia bisa menghafal ayat-ayat Alkitab dan juga memahami segala doktrin dan dogma Kristen. Ironisnya, pengetahuannya tentang kekristenan itu tidak dimanfaatkan untuk menjadi berkat bagi sesamanya, tetapi justru dimanipulasi untuk menindas sesama dan ujungnya untuk keuntungan diri pribadinya. Lingkungannya dimana dia berada bisa saja sangat kristiani, tetapi lebih menekankan pelayanan ke dalam daripada keluar. Efeknya, orang seperti ini tidak menjadi berkat bagi siapa pun.

Tipe keempat adalah fruitful. Dibandingkan dengan tipe opportunis, orang dari tipe ini bisa saja tidak memiliki pengetahuan yang terlalu mendalam tentang Alkitab dan tentang iman Kristen. Meski demikian, orang tipe fruitful memiliki dua hal. Pertama, hidup mereka selalu dituntun oleh cinta dan komitmennya pada Tuhan dan pada sesama. Kedua, mereka juga berada dalam lingkungan yang menolong pertumbuhan iman dan kasih mereka. Itukah sebabnya, mereka bisa mengimplementasikan apa yang dipahaminya itu demi kemuliaan Tuhan dan demi kebaikan siapa pun. Kaum fruitful menunjukkan bahwa kekristenan bukan terutama soal memahami iman dan ajaran kristiani. Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tanpa aksi nyata tidak ada gunanya. Kaum fruitful justru menunjukkan bahwa yang terutama dalam iman Kristen adalah aksi nyata dalam hidup yaitu berbuah bagi kemuliaan Tuhan dan bagi kebaikan semua. Dimana pun mereka berada atau dalam profesi dan jabatan apa pun yang mereka emban, pasti mereka akan memberlakukan iman dan kesetiaannya itu untuk memuliakan Tuhan dan menjadi berkat bagi siapa pun.

Lalu siapa saja yang bisa kita sebut sebagai kaum fruitful? Tentu saja, Yesus adalah tipe fruitful. Apa yang Yesus katakan dan kerjakan selalu dituntun oleh komitmen untuk memuliakan Bapa-Nya di Sorga dan untuk cintanya bagi umat manusia yang dikasihi-Nya. Hidup Yesus menginspirasi Suster Teresa, Martin Luther King Jr., Romo Y.B. Mangunwijaya dan banyak orang lainnya yang bekerja dan melayani untuk kebaikan sesama. Semoga anda pun bagian dari kaum fruitful.

 

Oleh : Pdt. Albertus M. Patty


No Replies to "Empat Tipe Spiritualitas Kristen"


    Got something to say?

    Some html is OK