ARTI SEBUAH PENGAKUAN

Seorang ayah bertanya kepada anaknya yang masih kecil, “Kata orang, siapakah ayah?” Setelah berfikir sejenak, anak itu menjawab, “Ada yang memanggil Pak Insinyur, ada juga yang memanggil Om Kumis, ada juga yang memanggil Pak Hendra.” Lalu ayahnya bertanya lagi, “Menurutmu, siapakah ayah?” Tanpa pikir panjang, si anak segera menjawab dengan tawa riang, “Ayahku dong!”

Pengakuan bisa bersifat umum, sesuai apa yang dikenal orang itu terhadap seseorang. Tetapi si anak mengenal ayahnya dengan pengenalan secara pribadi dan lebih mendalam dibandingkan orang lain.

Kita juga bisa mengaku Tuhan Yesus dengan sebutan Juruselamatku, Gunung Batuku, Gembalaku yang baik, dsb. Setiap orang memiliki pengenalan yang berbeda, sesuai apa yang orang hayati tentang Dia. Namun apakah pengakuan itu benar-benar keluar dari hatinya, atau sekedar kata orang?

Ketika Yesus sedang berada di Kaisarea Filipi (letaknya di barat daya Gunung Hermon), secara tiba-tiba Ia memunculkan pertanyaan yang tidak pernah diduga oleh murid-murid-Nya. “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” (Matius 16:13) Yesus bertanya tentang pendapat banyak orang kepada para murid tentang siapakah Anak Manusia. Lalu mereka menjawab, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Para murid tentu pernah dan bahkan sering mendengar berbagai pendapat banyak orang tentang siapakah Anak Manusia itu. Namun hal yang menarik, para murid tidak menyebut bahwa Yesus adalah Sang Mesias. Bisa jadi, saat itu banyak tekanan yang diberikan para agamawan terhadap Yesus, yang dianggap telah menjatuhkan harkat dan martabat mereka sebagai kaum alim ulama.

Lalu pertanyaan Yesus mengarah lebih pribadi. Ia meminta pendapat para murid secara pribadi, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Tuhan ingin tahu apa kata hati mereka tentang Diri-Nya, setelah sekian lama para murid berjalan bersama-Nya, melayani bersama-Nya, bahkan mengalami berbagai peristiwa mujizat yang mereka lihat sendiri. Petrus yang dikenal spontan, segera menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Matius 16:16) Pengakuan Petrus ini sangat bersejarah! Sekalipun tidak diabadikan dalam bentuk prasasti atau mendirikan sesuatu sebagai simbol untuk mengingatkan, tetapi Injil Matius merekam peristiwa itu, tentu dengan tujuan agar kita bisa mengambil maknanya dengan sungguh.

Sangat mungkin, kita menyebut atau mengaku bahwa Tuhan adalah ini dan itu, tetapi itu hanya keluar dari mulut kita tanpa kita pahami dan mengerti. Kita hanya menduplikasi pendapat orang. Jadi tidaklah heran, mulut berbicara, tetapi hati, keyakinan dan seluruh keberadaan kita tidak didedikasikan kepada apa yang kita akui tersebut. Apalagi bagi mereka yang tidak mengenal Tuhan secara pribadi.

Yesus disebut sebagai “Anak Manusia” sebanyak 88 kali dalam Perjanjian Baru. Lalu apa artinya?

  1. Frasa “Anak Manusia” merujuk pada nubuat dalam Daniel 7:13-14, “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia. Ia datang kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan dibawa ke hadapan-Nya. Kepadanya diberikan kekuasaan dan kemuliaan, serta kedudukan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa, dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya kerajaan yang tidak akan musnah.
    Gambaran “Anak Manusia” di sini adalah gelar Mesianis. Yesus dirujuk sebagai orang yang mendapatkan kekuasaan, kemuliaan dan kerajaan. Ketika Yesus menggunakan gelar ini untuk diri-Nya sendiri, Dia menerapkan nubuat “Anak Manusia” pada diri-Nya sendiri.
    Orang-orang Yahudi pada jaman itu amat mengenal frasa tersebut dan kepada siapa frasa tersebut merujuk. Yesus memperkenalkan diri-Nya selaku Mesias.
  2. Arti kedua dari frasa “Anak Manusia” itu bahwa Yesus adalah benar-benar seorang manusia. Yesus adalah sepenuhnya Allah (Yohanes 1:1), secara esensi Dia adalah Allah. Namun Dia juga adalah manusia (Yohanes 1:14). 1 Yohanes 4 : 2 tertulis, “Dengan inilah kamu mengenal Roh Allah: Setiap roh yang mengaku Yesus, tidakberasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.” Secara esensi, Yesus adalah manusia.
    Sederhananya, frasa “Anak Manusia” mengindikasikan, bahwa Dia adalah Mesias dan bahwa Dia adalah manusia sejati.
    Apakah pengakuan Petrus keluar dari kedalaman hatinya atau tidak, tetapi Tuhan menyambut pengakuannya dengan berkata, “Berbahagialah engkau Simon anak Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga.” (Matius 16:17) Tidak hanya itu. kepada Petrus, Tuhan memberinya gelar batu karang dan Tuhan akan mendirikan jemaat-Nya di situ. Bahkan kepada Petrus, kunci Kerajaan Sorga diberikan kepadanya, dengan amanat, “Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”
    Rasanya, kita akan sangat berbahagia bila kita benar-benar mengenal Tuhan kita dari kedalaman hati. Sehingga melalui pengenalan itulah, kita bisa benar-benar memberikan pengakuan tentang siapa Tuhan dalam hidup kita. Bila kita menyebut Tuhan sebagai Sang Mesias, maka selamanya kita akan memegang teguh pengakuan itu dan mendedikasikan hidup kita bagi kemuliaan-Nya.

 

Oleh : Pdt. Wee Willyanto


No Replies to "ARTI SEBUAH PENGAKUAN"


    Got something to say?

    Some html is OK