TRANSFORMASI MARIA
Kisah Maria yang ditampilkan oleh Alkitab sangat menarik. Tiba-tiba saja Maria menjadi tokoh perempuan yang memiliki peran yang sangat penting. Alkitab bercerita dengan cukup detil tentang kunjungan Malaikat kepada Maria yang diutus khusus untuk memberitakan kehamilannya. Alkitab juga menuturkan tentang kehamilan Maria dan kunjungannya ke rumah Zakharia dan Elisabeth. Ada peristiwa menarik dalam kunjungan itu. Bayi di dalam rahim Elisabeth sampai melonjak saat Elisabeth melihat Maria. Lalu Maria meresponsnya dengan menyanyikan lagu pujian kepada Tuhan. Ini sangat menarik karena biasanya cerita-cerita Alkitab, yang didominasi budaya patriarki, sangat menonjolkan kaum lelaki. Cerita tentang perempuan hanya selintasan saja. Kadang hanya menjadi pelengkap cerita kaum laki-laki.
Memang, dalam kisah Penciptaan ada cerita tentang perempuan yang bernama Hawa. Hanya saja dalam cerita itu, Hawa mendapatkan peran antagonis. Hawa adalah perempuan yang tidak taat, ambisius pada kekuasaan, dan penggoda Adam. Perempuan yang bernama Hawa dituding menjadi penyebab utama jatuhnya umat manusia ke dalam dosa dan kematian. Celakanya, cerita tentang Hawa pernah digunakan sebagai justifikasi untuk hidup selibat demi menjaga kesucian kaum laki-laki. Selibat artinya hidup tanpa perempuan karena perempuan dianggap sebagai sumber dosa. Ketakutan pada perempuan sebagai sumber dosa membuat munculnya peraturan yang mengharuskan tubuh perempuan ditutup total. Gunanya agar laki-laki tidak tergoda dan bisa hidup suci. Semua demi laki-laki! Tentu saja, interpretasi dan ajaran agama dan gereja yang sangat patristik ini telah mengalami banyak sekali perubahan dan pembaruan.
Cerita tentang Maria menunjukkan penghargaan Alkitab terhadap eksistensi dan pentingnya peran kaum perempuan yang selama ini ditindas dan dimarjinalkan. Melalui cerita Maria, Alkitab mengangkat kemanusiaan manusia, terutama kaum perempuan. Bahkan Maria, gadis miskin dari Nazareth yang menjadi tunangan Yusuf, mendapat peran sangat penting dalam sejarah keselamatan yang Allah kerjakan. Maria dipilih menjadi ibu Yesus, inkarnasi dari Allah sendiri. Bila dilihat melalui cerita-cerita kuno para dewa dan dewi, kisah ini mernunjukkan bahwa Maria ‘diangkat’ menjadi salah satu dewi penyelamat. Oleh karena itu di dalam tradisi gereja Katolik, peran Maria menjadi sangat penting. Maria adalah Co-Redemptor, dianggap punya peran cukup penting dalam karya penebusan yang dilakukan Yesus Kristus bagi dunia. Melalui cerita Maria, peran dan eksistensi perempuan menjadi sangat penting dan berharga!
Teolog feminis Brazil, Ivone Gebara and María Clara Bingemer (1989) memahami Maria sebagai simbol gadis miskin dan kaum tertindas. Kisah Maria adalah wujud transformasi dan pembebasan bukan saja terhadap kemanusiaan, tetapi lebih khusus lagi kisah pembebasan terhadap kaum perempuan. Transformasi itu tampak dalam Nyanyian Maria. Dalam nyanyian itu dinyatakan bahwa Maria mengalami transformasi drastis dari seorang gadis miskin dan lugu dari Nazareth menjadi seorang perempuan yang memiliki pengaruh yang sangat luas dan universal. Maria adalah gadis biasa yang diubah oleh Tuhan menjadi ibu Allah, Mother of God.
Memang, Allah bisa menggunakan siapa pun, termasuk mereka yang dimajinalkan dan direndahkan, untuk melaksanakan karya keselamatan dan pembebasan-Nya bagi bangsa dan dunia ini. Cara Allah dan bagaimana Allah memilih orang yang hendak dipakai-Nya sering tidak masuk akal. Mungkin Allah pun akan menghampiri anda dan mengatakan “Aku mau menggunakanmu!”
Oleh : Pdt. Albertus Patty
Got something to say?