TAK BERHENTI BERSAKSI

Sungguh ‘tak karuan‘ perasaan hati para murid kala itu! Di satu sisi, mereka ingat betul bagaimana mereka meninggalkan Sang Guru saat Ia mengalami penderitaan salib. Mereka gagal mendampingi-Nya, dan hal tersebut pasti menimbulkan perasaan bersalah, malu, dan ‘tak berdaya‘ yang besar di hati para murid. Di sisi yang lain, sekarang mereka juga takut terhadap para penguasa dan orang-orang Yahudi. Setelah Guru mereka disiksa, mungkinkah sekarang giliran mereka? Mungkinkah hukuman salib yang begitu kejam juga akan menimpa mereka yang selama ini mengikuti Dia? Oh, betapa beratnya penyiksaan itu!

Dalam perasaan yang penuh beban inilah, para murid berkumpul dalam ruangan terkunci. Memang, sudah ada kabar bahwa Yesus yang wafat itu ternyata masih hidup. Petrus sendiri telah melihat bahwa jenazah Yesus tidak ada dalam kubur. Namun, tidak mudah bagi para murid untuk mempercayai kebangkitan. Apakah ini perangkap yang dipasang oleh penguasa untuk menangkap para pengikut-Nya? Seandainya pun Ia hidup, apa gerangan yang akan dikatakan-Nya kepada mereka? Rasanya ‘tak sanggup‘ berhadapan dengan Pribadi yang telah mereka tinggalkan. Para gembala jemaat masa depan itu merasa takut, malu, dan trauma.

Di tengah kekalutan yang terjadi, Yesus yang bangkit menampakkan diri dan berkata “Damai sejahtera bagi kamu!” Ia datang dengan lemah lembut, tetapi penuh kuasa. Yesus berdiri di antara mereka tanpa mencela, tanpa mempersalahkan, dan tanpa penghakiman! Ia pun menunjukkan tangan dan lambung-Nya kepada mereka. Seketika, hati para murid yang penuh dengan kesedihan dan ketakutan, dipenuhi dengan sukacita! Kemudian, kata-Nya kepada mereka, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, sekarang Aku juga mengutus kamu.” Ia lalu mengembusi mereka dengan kuasa Roh Kudus.

Seperti yang terjadi pada para murid, demikianlah Kristus yang bangkit tidak membiarkan kita hidup dalam keputusasaan. Sebaliknya, kelembutan Kristus memasuki ruang-ruang hati kita yang paling gelap dan tersembunyi, penuh luka, ketakutan, dan keragu-raguan. Ia menuntun kita untuk percaya kepada-Nya dan bertumbuh dewasa dalam iman kebangkitan. Pengalaman dikasihi dan dipulihkan oleh Tuhan, itulah yang menjadi dasar bagi kita untuk bersaksi! Kita bersaksi tentang Kristus bukan karena kita telah menjadi pribadi-pribadi yang sempurna, melainkan karena kasih Kristus yang sempurna telah menguatkan kita yang lemah dan terbatas. Kita yang mengalami sukacita dari-Nya, rindu untuk bisa membagi sukacita itu kepada yang lain. Maka, seperti Kristus meneguhkan para murid, biarlah kesaksian kita juga dapat kita tunjukkan lewat tindakan yang penuh penerimaan kepada sesama yang kita jumpai. Tetaplah bersaksi dalam segala keadaan, dan percayalah bahwa Roh Kudus bekerja untuk memampukan kita membagi kasih-Nya!

 

Oleh : Pdt. Bernadeth Florenza da Lopez


No Replies to "TAK BERHENTI BERSAKSI"


    Got something to say?

    Some html is OK