SIAPA DIRIMU?

Jika kita punya sebuah jeruk lemon, lalu kita tekan sekeras-kerasnya sekuat tenaga dengan 2 telapak tangan, apa yang terjadi? Ya, dari jeruk itu akan keluar air. Semakin kita tekan, maka airnya semakin banyak yang keluar dari jeruk itu. Ya, yang keluar pasti adalah air jeruk, bukan air apel atau air anggur, tetapi air jeruk. Air jeruk itu adalah jati diri jeruk lemon itu.

Jika manusia ibarat jeruk lemon itu, ditekan sekeras-kerasnya oleh keadaan, orang sekitar, atau oleh masalah hidup dan sebagainya, apa yang keluar dari dirinya? Marah, Panik, Emosi, Terpuruk, atau Putus asa? Yang keluar itu sebenarnya memperlihatkan keaslian siapa diri kita sebenarnya. Yang keluar itu memperlihatkan siapa anda yang sebenarnya. Ada yang kena mental, tapi ada yang berusaha untuk tetap bangkit dan survive.

Itu sama dengan orang yang di bully, ada yang kena mental, marah, balas dendam, terpuruk, tetapi ada juga yang diet habis-habisan untuk menunjukkan bahwa dirinya bisa untuk mengatasinya. Jadi, bukan masalah di bully-nya, bukan masalah ditekan oleh keadaan tekanan masalah, tetapi itulah pribadinya, itulah jati dirinya.

Hidup orang-orang Yahudi pada zaman Yesus memang sangatlah menderita. Jangankan untuk membayar pajak yang tergolong sangat tinggi saat itu, untuk mencari makan pun sebenarnya mereka begitu sulit. Namun apakah bisa dibenarkan, karena keadaan seperti itu lalu membuat mereka tega menjadikan Tuhan sebagai alat untuk mencapai keinginan mereka dalam soal perut? Itulah yang Tuhan tegur dari orang banyak yang terus mencari-Nya. Orang banyak itu mencari Yesus karena mereka pernah dikenyangkan oleh-Nya. Mereka melihat-Nya sebagai pribadi yang hanya dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka, dan bukan sebagai sumber hidup itu sendiri.

Mereka melakukan 2 kesalahan fatal. Pertama, mereka tidak dapat melihat tanda keilahian Yesus di balik tindakan mujizat-Nya. Tanpa pengenalan yang benar akan Tuhan Yesus, tidak mungkin mereka dapat menikmati anugerah Allah di dalam Dia. Kedua, tujuan hidup mereka hanyalah sebatas perut. Bagi mereka, roti yang mengenyangkan adalah segala-galanya. Mereka puas hanya ketika kebutuhan jasmani terpenuhi. Tuhan mengajarkan, bahwa hidup itu tidak sebatas kebutuhan jasmani. Hidup memiliki dimensi batin yang membutuhkan makanan batin agar hidup terpuaskan. Yang dapat mengenyangkan batin seseorang bukanlah makanan jasmani, melainkan makanan rohani yang hanya dapat diberikan oleh Sang Sumber Hidup, yaitu Allah Bapa. Yesus ingin agar orang banyak itu mencari Dia, Sang Sumber Hidup Kekal itu.

Tuhan berkata, “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang dapat binasa, melainkan untuk makanan yang dapat bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” (Yohanes 6 : 27). Orientasikan hidup kita pada hal-hal rohani seperti yang dikehendaki-Nya, agar sekalipun keadaan begitu menekan, namun kita tetap tahu apa yang akan kita cari dan lakukan, dan hidup kita akan terpuaskan oleh hal-hal yang benar.

 

Oleh : Pdt. Wee Willyanto


No Replies to "SIAPA DIRIMU?"


    Got something to say?

    Some html is OK