SAAT DUNIA BISING & BERISIK!
Di suatu desa yang dikelilingi hutan lebat, terdapat seorang anak muda yang gigih dan penuh semangat bernama Jonas. Suatu waktu, desa tempat Jonas berdiam terhempas oleh berbagai kesulitan. Tanahnya kering dan tanaman tidak lagi subur. Penduduk desa mulai panik. Muncullah berbagai cerita buruk yang justru menimbulkan rasa pesimis. Banyak isu mengerikan yang disebar yang membuat orang kehilangan kegembiraan. Orang mulai merasa cemas akan masa depan mereka.
Jonas menolak dipengaruhi berbagai isu negatif. Benar dia mulai merasa khawatir, tetapi Jonas mengubah rasa khawatir menjadi energi untuk semakin kreatif. Jonas memutuskan untuk mencari cara dan strategi mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi penduduk desanya. Dia mencoba berbagai cara tetapi selalu gagal. Jonas tetap tidak mau putus asa.
Akhirnya, Jonas sadar bahwa dia tidak bisa mengatasi persoalan itu sendirian. Persoalan harus diatasi bersama-sama. Semua harus berkolaborasi. Gotong royong! Jonas kumpulkan semua penduduk desa. Dia yakinkan mereka agar tidak terpengaruh berita negatif yang membuat mereka pesimis dan frustrasi. Dia memberondong mereka dengan kata-kata positif penuh pengharapan. “Lawan kita sesungguhnya bukanlah persoalan atau kesulitan yang kita hadapi, tetapi justru ketakutan dan kelemahan kita sendiri,” katanya berapi-api. “Kita harus bangkit. Kita pasti menang! Kita tunjukkan bahwa kolaborasi kita bersama adalah kekuatan yang mampu menaklukkan tantangan apa pun. Dan terutama kita tunjukkan bahwa iman kita kepadaNya adalah sumber kekuatan kita,” katanya membakar semangat penduduk desanya.
Kebisingan yang Meruntuhkan
Kita semua hidup di tengah kebisingan suara negatif dan pesimistik. Banyak orang frustrasi bukan karena persoalan yang dihadapi. Bukan itu! Orang frustrasi terutama karena suara-suara negatif orang lain yang menghancurkan rasa percaya dirinya. Yang orang tidak sadari adalah bahwa suara-suara negatif itu selalu muncul dari hati yang gelap dan kelam. Suara negatif sering menuding orang lain “Kamu bodoh”. “Kamu tidak mampu.” “Kamulah yang bersalah.” “Kamu tidak berharga.” “Kamu tidak tahu apa-apa.” “Kamu jelek.” “Kamu lemah”. Celakanya, sering kata-kata berisik yang negatif itu bisa juga muncul dari dalam hati kita sendiri. “Aku tidak mampu.” “Aku bodoh.” “Aku tidak bisa apa pun.” “Aku jelek.” “Persoalan yang kuhadapi terlalu berat.” “Aku tidak berharga.” “Semuanya kesalahanku.” “Aku terlalu lemah.” “Aku tidak kreatif.” “Aku tidak bisa berkembang lagi.” Dan seterusnya. Ini kebisingan yang menghancurkan diri kita!
Kata-kata bising dan berisik dengan pesan negatif ini bukan saja menghambat kreatifitas kita, tetapi juga menuntun kita pada jurang frustrasi dan keputusasaan. Dunia dipenuhi kata-kata negatif. Orang saling mengutuk. Sumpah serapah. Orang saling memaki. Saling menjelekkan. Saling menyudutkan. Semua bicara tentang hal buruk orang lain. Bicara hal jelek gerejanya. Menggunjingkan hal negatif temannya. Banyak orang menjadi pencemooh. Semua terseret arus kata-kata negatif. Semua jadi frustrasi. Lalu, semua orang kehilangan sukacita. Lenyap kegembiraan. Ujungnya, semua saling menyalahkan! Saling menuding! Semua negatif !
Dunia kita mengalami krisis kata-kata positif. Di saat lingkungan kita minus kata-kata yang membangun dan yang memantik harapan, Firman Tuhan berkata yang sebaliknya. Firman Tuhan katakan:” Roh Tuhan ALLAH ada padaku , oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan…”
Firman Tuhan bicara tentang kabar baik. Kata-kata positif yang membangkitkan pengharapan bagi yang putus asa. Kata-kata Tuhan selalu memberi penguatan untuk pembebasan. Kata-kata yang melecut semangat karena orang diterima apa adanya. Kata-kata positif yang membuat banyak orang yang putus asa menjadi tersenyum sukacita.
Bila anda belum bisa menolong sesama dengan barang berharga yang anda miliki, paling sedikit mulailah berbagi kata-kata positif dengan sesama. Berbagilah kata-kata positif yang membangkitkan harapan dan cinta. Kata-kata positif itu memberi pencerahan pertama-tama di hati kita sendiri. Anda sendiri menjadi sukacita. Hati anda menjadi bersih. Kata-kata positif itu juga memperkuat persaudaraan sebagai modal utama menghadapi tantangan apa pun.
Oleh : Pdt. Albertus M. Patty
Got something to say?