ROH KUDUS MENGHIDUPKAN KEBAIKAN

Ketika kita merenungkan Galatia 5:22-23, Paulus menegaskan bahwa Buah Roh adalah: “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.” Dalam Roma 12:11-13, ia juga menasihati kita: “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam penderitaan, dan bertekunlah dalam doa! Turutlah menanggung kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!”

Di sinilah kita melihat benang merah: Roh Kudus yang menghidupkan bukan saja berbicara tentang kehidupan rohani, tetapi juga karakter kebaikan yang mewujud dalam tindakan, yaitu kebaikan yang berlandaskan akan kasih tanpa pamrih. Teolog kontemporer Timothy J. Keller mengingatkan: “A lack of generosity refuses to acknowledge that your assets are not really yours, but God’s.” Dengan kata lain, sikap ketidakdermawan sejatinya menolak pengakuan bahwa segala yang kita miliki bukan murni milik kita, melainkan titipan Allah yang harus dihamparkan dalam pelayanan dan belas kasih.

Ketika Roh Kudus menghidupkan kebaikan di dalam hati kita, maka tindakan kebaikan dan kemurahan hati menjadi sebuah ekspresi iman dan bukan lagi tentang pertimbangan untung-rugi. Dalam kehidupan sehari-hari, ketika menyaksikan sesama manusia membutuhkan pertolongan dan kebaikan, maka diri dengan sendirinya bergerak dan melakukan apa yang bisa dikerjakan. Semua ini bukan karena kewajiban yang dipaksakan, melainkan karena Roh menyalakan kasih dalam hati kita – semangat yang menembus kemalasan, mematahkan apatis, dan membingkai hidup kita sebagai wadah kemurahan.

Di saat yang bersamaan, kebaikan yang dihidupkan oleh Roh Kudus sejatinya tidak mudah putus atau mati di tengah jalan. Di tengah lelah, kesulitan, tantangan—Roma 12 mengingatkan agar kita tidak jemu-jemu memelihara semangat, tetap menyala bagi Tuhan dan sesama. Roh Kudus yang menghidupkan kebaikan tidak membiarkan kita berhenti di zona nyaman; Dia mendorong agar kita bertumbuh dari ‘cukup memberi’ menjadi ‘lebih dari yang bisa kita tanggung.’ Sebagaimana C. S. Lewis pernah berkata: “I do not believe one can settle how much we ought to give. I am afraid the only safe rule is to give more than we can spare.” C. S. Lewis mengutarakan banyak orang menahan diri untuk berbagi atau berbuat baik karena ketakutan mereka akan ketidakstabilan kehidupan jika memberi kebaikan terlalu banyak, namun justru Tuhan memanggil kita untuk bisa memberi atau berbuat baik diluar dari apa yang kita miliki dan bukan hanya memberi dari apa yang bisa kita sisihkan.

Oleh karena itu, biarlah semangat ‘Roh generositas’ ini menyala di tengah kehidupan kita. Semoga setiap langkah kita mencerminkan kebaikan yang dihidupkan oleh Roh—melayani tanpa pamrih, berbagi tanpa menahan diri, dan memancarkan belas kasih bagi dunia yang haus kasih. Kiranya kita senantiasa dimampukan menjadi ladang di mana generositas tumbuh subur dan menjadi saksi hidup, bahwa Roh Kudus benar-benar menghidupkan kebaikan dalam keluarga, dalam persekutuan, dalam pekerjaan, dan dalam manapun juga Ia menginginkan kita berada. Amin.

 

Oleh : Pdt. Zeta Dahana


No Replies to "ROH KUDUS MENGHIDUPKAN KEBAIKAN"


    Got something to say?

    Some html is OK