PERSIAPKANLAH JALAN BAGI TUHAN!

Di padang gurun yang sunyi, aku mendengar, suara itu menggema: “Persiapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan-Nya.” Aku, Yohanes, dipanggil, diberi tugas yang agung namun, bagiku, penuh pergumulan batin. Apa arti semua ini? Mengapa aku hanya pelayan dalam cerita yang lebih besar?

Aku berseru di Yordan: “Bertobatlah, ratakan gunung keangkuhan, isi lembah kosong dalam hatimu.” Kerumunan datang, memujiku sebagai nabi, melihatku sebagai cahaya di kegelapan. Ego di dalamku berbisik: mungkin aku adalah jawabannya. Mungkin akulah Sang Mesias. Ingin sekali aku mengambil peran utama, namun suara lain, lebih kuat, berkata: “No! kau hanya pembuka jalan.”

Ketika Dia datang—bukan dalam keagungan raja, melainkan kesederhanaan seorang manusia— aku tahu panggilanku. “Yesus,” kataku, “Engkaulah Anak Domba Allah.” Hatiku berontak, namun jiwaku tunduk. Aku hanyalah seorang figuran, dan inilah rencana Tuhan. Aku harus mematuhi-Nya.

Membaptis-Nya adalah penyerahan total. Aku, yang berseru lantang, kini merasa kecil. Namun dalam kerendahan itu, aku menemukan panggilan Tuhan yang sejati: bukan untuk memimpin, tetapi untuk melayani.

“Aku harus makin kecil dan Dia makin besar,” aku berkata kepada diriku sendiri, menyadari bahwa ego ini adalah batu penghalang bagi rencana keselamatan. Dan di penjara, ketika gelap mengelilingiku, aku mengerti: hidupku adalah bagi kemuliaan-Nya.

Panggilan Yohanes adalah pelajaran besar, bahwa kehendak pribadi harus tunduk pada kehendak Allah. Dalam menyerahkan kepentingan diri, jalan bagi Tuhan menjadi nyata, bukan hanya di padang gurun, tetapi di hati manusia yang bertobat.

 

Oleh : Pdt. Albertus M. Patty


No Replies to "PERSIAPKANLAH JALAN BAGI TUHAN!"


    Got something to say?

    Some html is OK