MENGAMPUNI – MEMBANGUN ATMOSFIR CINTA KASIH
(Kisah Nyata : Brandt Jean mengampuni pembunuh kakaknya)
Malam itu, Amber Guyger, pulang ke apartemen dalam keadaan sangat lelah. Selama 14 jam ia berada di lapangan sebagai polisi Dallas. Saat menyusuri lorong menuju apartemennya dengan nomor 1378, dia kaget karena pintu apartemennya dalam keadaan tak terkunci. Ia melihat siluet, yang ia yakini sebagai pencuri di apartemennya. Saat itu dia masih mengenakan seragam lengkap dengan semua peralatannya. Nalurinya sebagai polisi langsung bereaksi. Dia segera memegang pistol.
Di ruang tamu dia melihat sesosok pria berkulit hitam duduk menonton TV sambil makan es krim. Tanpa berfikir panjang, perempuan 31 tahun itu langsung menarik pelatuk dan menembaknya. Sekian detik ia merasa puas karena orang yang ia anggap penjahat yang masuk ke apartemennya tersebut tersungkur jatuh. Tapi beberapa saat kemudian, setelah melihat kondisi apartemen, ia tersadar ternyata ia salah masuk apartemen. Guyger tak mengecek bahwa apartemen yang dimasukinya itu ternyata bernomer 1478, beda satu lantai dengan apartemennya. Pria yang ditembak itu merupakan penghuni apartemen tersebut. Namanya Botham Jean. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 6 September 2018.
Peristiwa itu menggoncang Amerika Serikat karena si penembak adalah orang kulit putih, sedangkan korban adalah berkulit hitam. Insiden ini memanaskan lagi polemik soal rasisme. Betapa hancur dan sedihnya keluarga korban, termasuk adik korban, Brandt Jean. Amarah berkobar dalam hatinya. Ia sering berkata kepada teman-temannya bahwa ia akan membalas dendam dan membunuh pembunuh kakaknya itu.
Berbulan-bulan Brandt Jean jalani hidup yang penuh kepahitan. Tetapi ia sadar bahwa amarahnya tidak boleh terpendam dalam dirinya. Dalam salah satu wawancaranya dengan CNN, ia berkata bahwa kesediaannya untuk memaafkan Guyger akan menolongnya untuk memiliki roh yang memaafkan bagi yang lain. Sampai saat ketika ia harus menyampaikan pernyataan di sidang si pembunuh tersebut, setelah pengadilan menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara kepada Guyger pada tanggal 2 Oktober 2019, dengan terbata-bata dan dengan kekuatan yang mulai terbangun, Brandt Jean mengucapkan kata-kata pengampunan. “Aku mengampunimu dan aku tahu kalau kau datang kepada Tuhan dan meminta-Nya. Ia akan mengampunimu.”
Bukan hanya itu saja, berikutnya ia melakukan tindakan yang mengagetkan seluruh warga Amerika Serikat. Brandt Jean memohon kepada sang hakim untuk boleh memeluk pembunuh kakaknya. Sang hakim mengijinkan itu terjadi, maka seluruh pengunjung persidangan merasa terharu dan menangis, termasuk sang hakim. Bahkan setelah itu, hakim Tammy Kemp menghampiri Guyger dan menyerahkan sebuah Alkitab. Ia membukakan Yohanes 3 : 16. Lalu ia berkata kepada Guyger, “Kamu hanya perlu iman sebesar biji sesawi. Kamu mulai dengan ini.” Setelah itu mereka berpelukan.
Hari itu Amerika Serikat dan kita semua mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. Seorang pembunuh yang patut dikutuki tujuh turunan, namun menerima kasih yang tak terduga. Ketika pengampunan dilepaskan dan ketika kasih diberikan, orang-orang yang terpuruk dalam dosa dan rasa bersalah, diangkat kembali dalam pemulihan. Semoga kita menjadi orang-orang yang melepaskan pengampunan supaya atmosfir di sekitar kita adalah atmosfir cinta kasih. Amin
Oleh : Pdt. Wee Willyanto
Got something to say?