MENANGKAP MOMENTUM HIDUP
Arsyad adalah seorang pemuda gagah, berbadan atletis dan memiliki karier sangat gemilang. Saat di puncak kariernya, Arsyad terserang sakit parah. Hampir saja dia mati. Arsyad dirawat di rumah sakit. Saat berbaring di ranjang rumah sakit, Arsyad menggunakan kesempatan untuk berefleksi. Dia menilai kembali kehidupannya. Saat itulah Arsyad sadar betapa rapuhnya dia. Usia yang masih muda dengan badan yang atletis bukanlah jaminan terhindar dari berbagai ancaman hidup. Tiba-tiba Arsyad takut mati. Arsyad takut mati dalam kesia-siaan. Arsyad sadar dia belum berkontribusi apa pun bagi kebaikan masyarakat, bangsa dan bagi kemuliaan Tuhan. Arsyad menyesal telah menyia-nyiakan hidupnya. Saat itu Arsyad berjanji “bila Tuhan ijinkan aku sembuh, aku akan gunakan waktu yang Tuhan sediakan untuk mengisi hidup dengan hal-hal yang berguna.” Arsyad sadar, setiap waktu adalah Kairos, yaitu momentum yang Tuhan sediakan untuk meraih kesempatan untuk menjadi berkat bagi sesama dan untuk memuliakan Tuhan.
Soal Kairos, dalam hikayat klasik Yunani, berkaitan dengan konsep waktu yang tepat. Kairos seperti momentum kesempatan yang harus segera diambil. Kairos adalah dewa atau personifikasi waktu yang mewakili momen atau kesempatan yang datang sekali dan harus segera diambil sebelum berlalu. Momentum segera berlalu. Belum tentu akan ada lagi. Jadi, saat seseorang diperhadapkan pada momen Kairos, dia harus segera mengambil keputusan yang tepat dan bijak.
Kairos digambarkan sebagai seorang pemuda dengan rambut panjang di bagian depan kepala, tetapi botak di bagian belakang dengan sayap di kedua kakinya. Bentuk fisik itu menunjukkan bahwa momen atau peluang datang dan pergi bagai kilat. Dalam cerita ini, untuk menangkap Kairos atau momentum yang tersedia, orang harus menangkap rambutnya di bagian
depan kepala. Jika kesempatan tersebut lewat mereka kehilangan peluang berharga. Memang, kesempatan datang dan pergi dengan cepat. Setiap orang harus dapat mengidentifikasi dan meraih peluang itu saat ia tiba. Kita harus selalu waspada terhadap momen-momen penting dalam hidup ini. Keberhasilan kita sering tergantung pada kemampuan kita mengenali dan meraih setiap peluang saat mereka muncul dan pergi secepat kilat.
Kisah Kairos atau momentum muncul dalam Markus 1:14-20. Yesus berkata “Waktunya sudah genap, dan Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.” Waktunya sudah genap dan Kerajaan Allah sudah dekat adalah momen Kairos. Saat melihat Simon dan Andreas sedang mencari ikan di danau, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah, ikutlah Aku, maka Aku akan menjadikan kamu penjala manusia.” Demikian juga saat Yesus melihat Yakobus dan Yohanes sedang memperbaiki jala, Yesus memanggil mereka untuk mengikuti-Nya. Mereka segera menangkap momentum itu. Mereka meninggalkan jala dan mengikuti-Nya. Panggilan Yesus adalah momen Kairos. Panggilan itu adalah sebuah momentum yang tepat, kesempatan yang krusial yang harus segera direspons. Mereka meresponsnya dengan tepat dan bijak.
Pengusaha yang berhasil adalah pengusaha yang mampu menangkap setiap momen Kairos, yaitu kesempatan dan peluang yang datang bagai kilat. Negarawan hebat adalah negarawan yang mampu menangkap momen Kairos yaitu momentum yang datang bagai kilat demi kesejahteraan rakyat. Mahasiswa atau mahasiswi yang hanya bisa menjadi orang yang berhasil bila mereka mampu menangkap momen Kairos alias kesempatan yang datang dan pergi bagaikan kilat. Hidup adalah momentum yaitu Kairos untuk merespons panggilan Tuhan bagi kebaikan kita dan dunia ini.
Oleh : Pdt. Albertus M. Patty
Got something to say?