MELAWAN PENCOBAAN

Hal yang menarik jika bicara soal pencobaan adalah apa yang dialami manusia pertama, Adam dan Hawa, dan Yesus. Waktu Adam dan Hawa dicobai, mereka berada dalam kelimpahan dan kenyamanan hidup. Di Taman Eden, semua yang mereka butuhkan tersedia, bahkan sangat berkecukupan. Bahkan Allah senantiasa hadir menyertai mereka. Tetapi dalam keadaan serba tersedia, mereka justru gagal melawan godaan. Mereka tidak mampu menolak godaan iblis, sehingga mereka berdosa.

Bandingkan keadaan tersebut dengan Tuhan Yesus pada waktu Ia dicobai. Selama empat puluh hari lamanya Yesus berada di padang gurun yang kering dan panas. Tidak makan, sehingga Ia pasti sangat lapar. Dalam keadaan demikian Iblis datang mencobai Yesus. Bagaimana Yesus bisa menang melawan pencobaan yang dihadapi-Nya?

Pencobaan pertama adalah iblis menyarankan Yesus untuk mengubah batu menjadi roti. Setelah berpuasa selama empat puluh hari, tak ada yang lebih menarik selain makanan. Tentu akan dimaklumi bila Ia mengikuti saran iblis. Itu bisa memuaskan rasa lapar-Nya. Namun kalau kita cermati perkataan Iblis “Jika Engkau Anak Allah……,” ternyata godaan kepada Yesus tidak semata soal mengubah batu menjadi roti saja, tetapi juga godaan Yesus bertindak demi diri-Nya sendiri, dan lepas dari ketergantungan kepada Bapa. Jelas, ini merupakan bentuk tiadanya iman. Yesus tahu akal bulus iblis. Dan yang luar biasa adalah jawaban Yesus, “… Manusia hidup bukan dari roti saja.” Yesus mengajarkan kita, bahwa sesungguhnya manusia hidup karena kebaikan Allah yang memelihara dan memenuhi kebutuhan manusia. Maka hidup berarti bergantung penuh pada Allah meski situasi tidak menjanjikan apapun.

Pencobaan kedua merupakan tawaran untuk menggapai kuasa dan kemuliaan. Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” (Lukas 4:6-7) Tawaran iblis tidaklah gratis, karena iblis menuntut imbalan agar Yesus menyembah dia. Padahal jelas, iblis tak layak disembah dan tidak memiliki kuasa sedemikian besar untuk ditawarkan kepada Yesus. Karena itu, Yesus menegaskan bahwa hanya Allah saja yang patut disembah. Kuasa dan kemuliaan adalah milik Allah, dan karenanya panggilan kita sebagai manusia adalah berlaku taat kepada Allah.

Pencobaan ketiga merupakan godaan untuk menguji perlindungan Allah karena itu berarti meragukan kesetiaan Allah. “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menantang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” (Lukas 4:9-11) Atas godaan iblis, Yesus menjawab, “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Lukas 4:12) Jangan pernah menguji kemurahan Tuhan. Itu dilakukan Tuhan kapan dan dalam bentuk apapun menurut kehendak dan rencana-Nya. Jadi apapun yang terjadi dalam hidup kita, percayalah pada Tuhan. Ia pasti melakukan yang terbaik untuk hidup kita.

Pencobaan-pencobaan yang dialami Yesus adalah pencobaan-pencobaan yang akan kita alami juga. Bagaimana kita bisa menang dengan pencobaan-pencobaan seperti itu? Cermati sikap Yesus. Kunci kemenangan-Nya adalah mengikuti pimpinan Allah kemanapun Allah mengarahkan-Nya. Ini pelajaran penting karena kita pun akan mengalami saat-saat kritis dalam perjalanan iman kita yang memungkinkan kita mempertanyakan kebaikan dan kesetiaan Allah. Maka berpeganglah pada firman Allah dan percaya penuh pada-Nya apapun situasi yang kita hadapi.

 

Oleh : Pdt. Wee Willyanto


No Replies to "MELAWAN PENCOBAAN"


    Got something to say?

    Some html is OK