HARI INI JUGA!
Seorang Pendeta mengunjungi umat gerejanya yang sakit parah. Dalam percakapan dengan yang sakit itu, Pendeta bertanya,” Seandainya aku ini Allah, apa yang kamu ingin minta dariku?” Umat yang sakit itu memegang tangan Pendeta lalu berkata “Pulihkanlah aku sekarang juga.”
Banyak orang bergumul dengan berbagai macam persoalan dan tantangan. Tumpukan masalah ini membuat hidup terasa sumpek. Ada yang sumpek karena sakit. Ada yang kelaparan karena ketiadaan makanan. Ada yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Ada juga yang hidup dalam penindasan, ketidakadilan di kantor, di bully di sekolah atau di kampus. Bahkan ada yang mengalami diskriminasi di tengah masyarakat. Kesumpekan hidup bisa membuat orang frustrasi. Orang jadi ingin cepat mati. Mereka yang mengalami kesumpekan hidup ingin sesegera mungkin dipulihkan. Pemulihan dari mana pun datangnya akan disambut. Tentu saja harapan utama mereka pemulihan itu akan datang dari Allah.
Ketika berada di Nazaret, Yesus memasuki rumah ibadat. Di tempat itu ia membaca Kitab Suci dan menemukan nas dari Kitab Yesaya yang tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku , untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”
Setelah membaca Kitab Suci itu, Yesus mengembalikannya kepada pejabat rumah ibadat. Semua orang tenang dan menunggu pengajaran atau khotbah-Nya. Yesus mulai menyampaikan khotbah-Nya. Inilah khotbah terpendek di dunia. Yesus katakan:” “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” Yesus katakan ‘hari ini… Saat ini juga! Now…genaplah! Ya, hari ini bersamaan dengan kehadiran Yesus tahun rahmat Tuhan diproklamasikan. Rahmat Tuhan hadir dan berlaku sekarang di tengah-tengah manusia yang membutuhkan pemulihan dan pembebasan.
Pada masa belum banyak orang mengenal Yesus, pernyataan Yesus itu untuk menegaskan otoritas-Nya. Yesus menunjukkan kehadiran-Nya di tengah situasi yang mereka hadapi. Yesus adalah tempat mereka bersandar dalam segala kesumpekan hidup. Yesus adalah harapan! Inilah proklamasi kehadiran dan karya Yesus di tengah dunia. Tekanan ada pada Yesus, sang Juruselamat!
Pada masa sekarang, terutama di saat orang banyak sudah mengenal Yesus, pernyataan Yesus ini memiliki dua fungsi. Pertama, pernyataan itu untuk menyegarkan ingatan kita pada kehadiran Yesus di tengah kita kini. Tekanan tetap pada Yesus. Iman kita kepada Yesus harus disegarkan. Tetapi ada poin kedua yang tidak kalah pentingnya. Apa? Pernyataan Yesus itu memberikan inspirasi bahwa kehadiran-Nya itu mendorong kita untuk melakukan perjuangan pembebasan di tengah masyatrakat yang mengalami kesumpekan hidup. Ya, pembebasan bagi masyarakat yang mengalami penindasan, kemiskinan, ketidakadilan, diskriminasi, sakit penyakit atau persoalan apa pun. Tekanan pada aksi nyata!
Memiliki iman yang kokoh sangat baik. Tetapi, itu tidak cukup. Iman sekuat baja sekalipun harus diikuti dengan aksi nyata dalam perjuangan pembebasan di tengah penderitaan manusia. Tanpa aksi nyata bagi mereka yang miskin dan tertindas, iman sekuat baja tidak ada gunanya. Tanpa aksi nyata iman kita tidak relevan bagi masyarakat dan dunia yang sedang sumpek dan menderita. Sekali lagi, tekanan bukan saja pada iman, tetapi juga pada aksi nyata!
Persoalan yang dihadapi Yesus pada zaman-Nya masih sama dengan persoalan yang kita hadapi. Gereja tidak hanya memberitakan tentang Yesus, tetapi memberlakukan juga yang Yesus kerjakan di tengah penderitaan manusia dan dunia ini. Gereja sering mengatakan “jangan menunda mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.” Ini benar, tetapi perlu juga ditambahkan, “jangan pernah menunda untuk melakukan aksi pembebasan di tengah masyarakat yang menderita.” Aksi nyata itu menjadi tolok ukur utama apakah iman kita itu bertumbuh dan berbuah atau iman yang kualitasnya rendahan. Oleh karena itu, mari lakukan aksi nyata dan aksi pembebasan hari ini juga. Jangan pernah menunda!
Oleh : Pdt. Albertus Patty
Got something to say?