DIUTUS KARENA DICINTA

Orang yang rendah hati akan mengatakan begini: “Aku diutus bukan untuk mengubah dunia, tetapi karena aku telah dicintai oleh-Nya, dan cinta itu tak mungkin tidak mengalir.”

Memang, dalam doa-Nya yang terakhir sebelum salib, Yesus tidak memerintahkan murid-murid-Nya untuk mengubah dunia dengan kekuatan mereka. Ia tidak mengutus mereka sebagai pejuang gagah yang mendominasi siapa pun. Tuhan mengutus murid-murid-Nya sebagai orang-orang yang telah mengalami kasih Allah. Mereka diutus agar dunia pun mengalami cinta kasih Allah itu.

Yesus berkata: “Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku, supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu bahwa Engkau telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka sama seperti Engkau mengasihi Aku.” (Yoh. 17:23)

Pengutusan tidak bermula dari misi besar. Ia bermula dari relasi kasih. Kita tidak diutus untuk menyelamatkan dunia dengan tangan kita sendiri, tetapi karena kita telah dibalut oleh kasih yang tidak dapat dibendung. Dan kasih sejati tidak pernah berhenti pada dirinya sendiri. Ia mengalir, mencari celah, mengisi luka, dan menumbuhkan harapan.

Bayangkanlah mata Air di tengah gurun yang gersang. Mata air itu tidak hadir di sana untuk mengubah gurun jadi taman. Ia hanya mengalir, karena ia tidak bisa tidak mengalir. Dan pelan-pelan, burung-burung datang. Binatang berkumpul. Pohon-pohon tumbuh. Tanpa sadar, air itu membentuk oasis.

Demikian pula orang yang telah dicinta oleh Tuhan. Ia tidak memaksakan perubahan, tapi mengalirkan pelayanan yang didasarkan pada cinta kasih yang tulus yaitu cinta yang ia sendiri telah rasakan. Dan dari cinta kasih itulah kehidupan baru muncul.

Kita tidak diutus karena kuat. Kita diutus karena telah bersatu dan memiliki relasi yang kokoh dengan Tuhan. Banyak orang berpikir bahwa mereka harus sempurna dulu baru bisa diutus. Tetapi Yesus mengajarkan yang sebaliknya: yang diutus adalah mereka yang telah tinggal dalam Dia. Yang berada di dalam relasi dengan-Nya. Mungkin mereka tidak sempurna, tetapi mereka terus-menerus disempurnakan oleh-Nya.

Yesus bersabda: “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak.” (Yoh. 15:5). Artinya, kesatuan dengan Tuhanlah yang menjadi sumber kuasa. Kita berbuah bukan karena kekuatan kita tetapi karena Tuhan bersama kita. Dari kesatuan itulah muncul keberanian, kerendahan hati, dan ketekunan. Kita bukan siapa-siapa, tetapi bersama Dia, kasih menjadi nyata.

Penutup
Maka jika engkau merasa kecil, lemah, tidak cukup mampu, ingatlah: Engkau diutus bukan karena kehebatanmu, tapi karena engkau telah bersatu dalam kasih dengan Tuhanmu.

Dan kasih itu… tak mungkin tidak mengalir. kasih akan mengalir kemana pun dan kepada siapa pun. Engkau diutus bukan karena bisa, tetapi karena telah dikasihi. Dan itu cukup untuk mulai melakukan langkah-langkah kecil.

 

Oleh : Pdt. Albertus M. Patty


No Replies to "DIUTUS KARENA DICINTA"


    Got something to say?

    Some html is OK