BAHAGIA ITU PILIHAN

Suatu ketika, istri John Maxwell, Margaret, sedang menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang ‘kebahagiaan‘. Di akhir sesi, tibalah sesi tanya jawab. Seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya, “Mrs. Margaret, apakah suami Anda membuat Anda bahagia?” Margaret menjawab, “Tidak, John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia.” Kemudian, Margaret melanjutkan, “John Maxwell adalah seorang suami yang sangat baik. Tetapi, tetap saja ia tidak bisa membuatku bahagia. Tidak ada orang lain yang bisa membuatmu bahagia. Baik itu pasangan hidupmu, sahabatmu, uangmu, hobimu. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanmu selain dirimu sendiri.”

Ya, bahagia bukanlah sesuatu yang orang lain atau keadaan ciptakan untuk kita. Bahagia adalah sesuatu yang kita ciptakan untuk diri kita sendiri, bahagia adalah pilihan kita sendiri.

Sekalipun saat ini kita berada di tengah keluarga yang seolah jauh dari kata bahagia, tetapi jika kita bisa meresponnya dengan benar dan terus menaruh pengharapan kita kepada Tuhan, maka tidak ada satu pun yang bisa merebut kebahagiaan kita.

Justru di tengah kegelapan, kita harus memancarkan terang Tuhan. Jika saat ini keluarga kita sedang hancur berantakan, kesempatan bagi kita untuk membawa terang Tuhan dan berjuang untuk pemulihan keluarga kita. Itu sebabnya, penting sekali bagi kita untuk terus melekat kepada Tuhan, berpegang teguh kepada janji firman-Nya, melakukan setiap firman serta tuntunan yang kita dapatkan dari Tuhan, sehingga kita bisa senantiasa membawa terang Tuhan di tengah keluarga kita. Meskipun harus melalui proses dan waktu, tetapi kalau kita terus tekun berjuang, maka kebahagiaan kita pasti Tuhan nyatakan.

Dengan memahami itu, kita jadi lebih mudah mengerti khotbah Yesus tentang bahagia yang ditulis Lukas 6:20-23. Bahagia itu tidak identik dengan kaya, makmur, sukses, sehat atau panjang umur, melainkan orang yang miskin, yang lapar, yang menangis, yang dibenci, dan yang dikucilkan. Mengapa demikian? Karena orang-orang seperti itulah yang mampu hidup dalam kerendahan hati dan kesadaran diri di hadapan Allah. Mereka yang miskin dan menderitalah yang cenderung mengandalkan penghiburan, pembelaan, kekuatan, dan kecukupan yang dari Tuhan. Itulah kebahagiaan yang timbul karena adanya kesadaran bahwa Tuhan adalah Sumber Kehidupan.
Alkitab mengatakan, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan!” (Filipi 4:4)

 

Oleh : Pdt. Wee Willyanto


No Replies to "BAHAGIA ITU PILIHAN"


    Got something to say?

    Some html is OK