AWAS! EGOIS ROHANI
egois, yang cenderung mementingkan diri sendiri, nampaknya, sulit dipisahkan dari kehidupan manusia. Yang lebih menyedihkan, sifat ini ternyata juga dapat melanda kehidupan kerohanian. Yang penting aku sudah menerima keselamatan pribadi, yang penting aku sudah mengembangkan persekutuan pribadi dengan Dia, yang penting pengetahuanku akan kebenaran-Nya semakin bertumbuh; tidak peduli dengan orang lain.
Dalam Lukas 9:28-36 diceritakan, bahwa Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan jubah-Nya menjadi putih berkilau-kilauan (mengalami transfigurasi). Setelah itu, tampaklah dua orang berbicara dengan Yesus, yakni Musa dan Elia. Lukas mencatat bahwa pembicaraan mereka bertiga menunjuk pada penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya yang akan digenapi di Yerusalem (Lukas 9:31).
Namun peristiwa percakapan Yesus, Musa, dan Elia tidak diketahui ketiga para murid karena mereka sedang tertidur. Ketika mereka terbangun, mereka masih melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya bersama dengan Musa dan Elia yang berdiri di dekat-Nya. Jadi mereka tidak mengerti tujuan dari peristiwa kemuliaan Yesus bersama Musa dan Elia.
Yang terjadi selanjutnya, nampaklah keegoisan Petrus ketika ia menyaksikan kemuliaan Yesus, Musa, dan Elia. Secara spontan, ia menyatakan bahwa ia ingin mendirikan tiga kemah untuk mereka masing-masing, supaya mereka tidak pergi sehingga Petrus dapat terus mempunyai pengalaman rohani yang luar biasa secara pribadi.
Petrus mendapat pencerahan iman tentang misi Yesus yaitu mempersembahkan korban penghapus dosa melalui diri-Nya sendiri. Musa dan Elia mempunyai peran yang sama yaitu melepaskan umat Allah dari jajahan bangsa lain maupun allah lain, melalui persembahan korban. Petrus terlalu asyik dengan pengalaman rohani yang luar biasa ini, sehingga ia lupa akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai murid Tuhan Yesus. Maka setelah peristiwa itu, Petrus mendengar suara, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” (Lukas 9:35). Allah memberikan perintah agar mereka mendengar Yesus. Pengalaman ini berfungsi mempertegas siapa Yesus dan apa tugas seorang murid Tuhan Yesus.
Kita pun harus mendengarkan dan melakukan apa yang pernah Yesus ajarkan secara nyata bagi dunia ini. Korban persembahan yang Yesus lakukan bukan untuk konsumsi pribadi, namun seluruh umat manusia. Janganlah punya pikiran egois, yang penting aku sudah diselamatkan. Tetapi pengalaman rohani diselamatkan juga harus kita sampaikan kepada banyak orang, agar makin banyak orang yang dapat megalami pengalaman rohani yang sama.
Oleh : Pdt. Wee Willyanto
Got something to say?