ALLAH TIDAK PERNAH MENINGGALKAN KITA
Seseorang yang telah lulus, diwisuda dan mendapat gelar Sarjana Theologia belum tentu ready use saat memasuki pelayanan di jemaat. Justru di jemaatlah, ia akan mengalami ‘penggemblengan’ agar benar-benar matang menjadi hamba Tuhan.
Secara sederhana, kira-kira seperti itulah penggambaran mengapa Yesus harus dibaptis dulu, lalu dicobai sebelum Ia tampil berkarya.
Ketika Ia dibaptis, Ia mendapat identitas sebagai Anak Allah. Namun, peristiwa istimewa itu tidak membuat Yesus diantar ke takhta megah. Roh Allah, ya Roh Allah, bukan iblis, yang malah membawa Yesus ke padang gurun. Di sana, Ia tinggal empat puluh hari lamanya. Di sanalah Ia dicobai iblis, suatu gambaran bahwa Yesus menghadapi situasi yang sangat berat.
Apakah saat dicobai, Yesus sendirian? Tidak! Ia memang berada di antara binatang-binatang liar yang siap menerkamnya. Tetapi disebutkan juga, bahwa para malaikat juga melayani-Nya.
Saat seseorang dicobai, Tuhan tidak pernah meninggalkannya. Lihatlah saat Yesus dicobai; Ia berada di antara binatang-binatang liar, tetapi di saat yang sama, para malaikat melayani-Nya. Meski tak ada seorang pun yang menemani Yesus, Bapa tidak meninggalkan Dia. Allah selalu menunjukkan kasih karunia-Nya dan menyediakan pertolongan-Nya pada waktunya.
Kita dapat belajar bahwa meskipun Iblis mencobai kita, Tuhan tetap berdaulat atas hidup kita. Dia tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita. Iblis memang ingin menjatuhkan kita, tetapi Tuhan ingin kita dibangun dan dikuatkan melalui kemenangan atas pencobaan.
Bersyukurlah saat kita mengalami pencobaan dan pergumulan, itu pertanda kita sedang berproses agar suatu saat mampu tampil untuk berkarya. Pencobaan dan pergumulan hebat adalah kesempatan untuk kita bertumbuh dan menjadi matang. Karena itu, janganlah putus asa jika kita mengalami pencobaan. Ingatlah bahwa sesudah itu akan ada kesempatan yang lebih besar untuk hidup bagi Tuhan dan melayani Dia.
Oleh : Pdt. Wee Willyanto
Got something to say?