TUHAN TAK PERNAH TINGGAL DIAM

Di pesta yang kehilangan anggurnya, diam adalah awal dari kerja ilahi. Maria melihat jauh melampaui keheningan. Ia tahu, di dalam guci yang kosong, ada Tuhan yang selalu melahirkan.

Eckhart berkata: “Tuhan bekerja dalam senyap, melahirkan Kristus setiap hari, di hati yang siap menerima mukjizat.” Air dalam guci, apakah itu cukup? Tidak, karena Tuhan tidak sekadar memberi cukup. Ia mengubah air biasa menjadi anggur terbaik, melampaui apa yang bisa diminta manusia.

Di balik mukjizat ini, adalah tangan yang terus bekerja tanpa jeda, membangun kehidupan di ruang-ruang yang sunyi. “Apakah waktuku sudah tiba?” kata-Nya. Tapi Tuhan tidak menunggu. Ia adalah Sang Pencipta yang abadi, yang memutar roda cinta tanpa henti. Tuhan hadir dalam jiwa kita, menyatu, melahirkan, mengubah yang biasa menjadi kudus.

Pesta itu adalah kita: jiwa-jiwa yang haus di tengah keheningan. Tuhan tidak pernah tinggal diam, Ia datang, membawa kehidupan dalam anggur cinta yang melimpah.

Keheningan-Nya adalah kelimpahan, bukan ketidakhadiran. Di setiap momen, Ia lahir dalam hati kita, mengubah air-air kelemahan menjadi anggur kekuatan. Eckhart berkata: “Tuhan melahirkan Kristus di dalam dirimu,” dan kini, pesta itu terus berlanjut.

Tuhan hadir, tidak diam, dalam hidup yang menjadi mukjizat setiap hari.

 

Oleh : Pdt. Albertus M. Patty


No Replies to "TUHAN TAK PERNAH TINGGAL DIAM"


    Got something to say?

    Some html is OK