VIA DOLOROSA, JALAN KEMULIAAN YESUS
Sambutan penduduk Yerusalem yang luar biasa kepada Yesus, membuat beberapa orang Yunani yang menuju Yerusalem ingin bertemu dengan Dia. Mengapa mereka ingin menjumpai Yesus? Kemungkinan karena mereka telah mendengar bahwa Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus.
Namun, jawaban Yesus bagi mereka terdengar janggal, “Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.” (Yohanes 12:23) Yesus membicarakan tentang diri-Nya sebagai Anak Manusia yang telah ditentukan jalan hidup-Nya untuk mati bagi orang banyak. Ia berbicara tentang kemuliaan yang akan diterima-Nya dari Allah saat Ia mengurbankan diri-Nya sendiri bagi orang banyak itu, melalui jalan salib.
Tentulah mengherankan bahwa penderitaan dan kematian dihubungkan dengan kemuliaan. Sebab di dunia tempat kita tinggal, hidup yang mulia atau kemuliaan seringkali diukur berdasarkan materi. Dalam konteks masyarakat kita, digambarkan bagaimana manusia berusaha menunjukkan kemuliaannya berdasarkan materi yang dimilikinya.
Yesus memilih untuk seperti biji gandum yang mati dan bersedia kehilangan nyawa-Nya bukan karena Ia tidak berdaya terhadap keadaan, tetapi merupakan pilihan untuk setia kepada kehendak Bapa. Yesus bisa membuat pilihan yang tepat karena Ia memiliki visi yang jelas tentang hidup yang mulia.
Pengikut Yesus tidak diajarkan untuk menjadi korban dalam ketidakberdayaan, tetapi menjadi orang yang bersedia memilih untuk mengorbankan kepentingan dan keinginannya manakala itu tidak sesuai dengan kehendak Allah. Jika visi hidup pengikut Yesus adalah melakukan kehendak-Nya, maka pengikut Kristus akan dituntun untuk membuat pilihan yang tepat dan tidak diombang-ambingkan oleh dunia ini.
Oleh : Pdt. Wee Willyanto
Got something to say?